Diana Shanty, salah satu guru dari Sekolah Luar Biasa Swasta (SLBS) Putra Hanjuang, Bungbulang, Garut, Jawa Barat, mengatakan;
“Pembelajaran jarak jauh adalah pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi peserta didik, meski tidak selalu bisa bertatap muka secara langsung antara guru dan peserta didik,” terangnya yang disampaikan melalui webinar bertemakan Inovasi dan Pengabdian bagi Pendidikan Inklusi.
Ini berarti, PJJ yang baik adalah pembelajaran yang mampu menyesuaikan kondisi dari peserta didik tersebut. Jika peserta didiknya adalah Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), maka kita tidak bisa mengajarnya seperti kita mengajar anak biasanya.
(Baca Juga : Benarkah Pembelajaran Jarak Jauh Menjadi Permanen? Berikut Keterangan Mendikbud)
Diana Shanty kemudian membagikan sistem mengajar yang dinamai dengan ASIK (Alternatif, Strategi, Inovatif dan Komunikatif). Selama pandemi, Guru sekaligus operator SLBS Putra Hanjuang ini menerapkan sistem pendidikan seperti itu, yang mana akan kami jabarkan sebagai berikut:
Diana membagi alternatif pengajaran menjadi 3 model, yaitu dalam jaringan (daring), luar jaringan (luring) dan campuran antara keduanya.
“Tentunya semua strategi adalah baik, tetapi tergantung kita bagaimana menerapkannya,” terang Diana melalui aplikasi Zoom.
Ia kemudian mengungkapkan, ada 3 strategi yang selama ini ia terapkan dalam PJJ.
Satu guru untuk satu siswa, strategi dimana pengajaran dilakukan kepada satu per satu siswa. Dengan disesuaikan kemampuan mereka, strategi ini daat membuat anak bisa berinteraksi sesuai dengan minat mereka.
Kooperatif adalah kemampuan untuk membangun semangat, keakraban dan kekeluargaan. Strategi ini selalu cocok jika digabungkan dengan alternatif pengajaran luring. “Ketika anak-anak berkebutuhan khusus terkadang ada kakaknya, ada teman-temannya juga di lingkungan sekitarnya atau bahkan mungkin ada adik-adiknya. Saya selalu bilang, ‘Oh iya boleh ya, dik. Nanti belajar bersama-bersama’,” ucap Diana.
Dalam strategi ini tingkah laku peserta didik yang buruk-buruk akan dimodifikasi. Mengingat tujuan utamanya sendiri adalah mengubah, menghilangkan atau mengurangi tingkah laku mereka yang tidak baik. Agar peserta didik merasa terdorong, kita bisa memberikannya hadiah, pujian, elusan kepala, pokoknya sesuatu yang sederhana tapi membuat mereka semangat.
Pembelajaran yang inovatif membuat anak-anak lebih mudah tertarik. Tapi masalahnya, akan seperti apa Anda menyajikan pembelajaran yang kalian harapkan menarik tersebut? Yang penting, pegang syarat ini: pesan pembelajarannya jelas, menguji daya indra, dan mengatasi keterbatasan ruang dan waktu. Diana menambahkan, dalam membuat media pembelajaran yang menarik, guru harus memerhatikan hal-hal berikut.
Diana meringkas komunikatif dengan singkatan 5M: memahami konsep, memanusiakan hubungan, memilih tantangan, membangun berlanjutan, dan memberdayakan hubungan. Komunikasi ini penting untuk Guru dan Orang Tua dari siswa. Contoh kasusnya seperti yang terjadi di SLBS Putra Hanjuang, mereka menggunakan metode pembelajaran luring, sebelum guru mengunjungi rumah peserta didik, ia menghubungi orang tua siswa dahulu untuk membicarakan jadwal.
Sementara untuk orang tua yang memiliki jaringan internet, soal komunikasi dapat dilakukan lewat aplikasi WhatsApp dengan nomor sekolah. Komunikasi sangat penting untuk pemebelajaran siswa selama PJJ. “Jadi jangan sampai komunikasi ini tidak ada, karena perlu sekali di saat PJJ ini. Kalau misalkan tidak ada komunikasi, ya pembelajaran menjadi terganggu,” jelas Diana.
Sumber: